MARITIMRAYA.COM - BATAM, Puluhan Nelayan yang tergabung dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kecamatan Sekupang Kota Batam menghadiri sosialisasi rencana pembangunan kawasan Pariwisata Terpadu dan pemanfaatan ruang laut yang akan di garap PT. Bukit Pantai Abadi (BPA) pada Sabtu (9/3/2024) di area lokasi pantai Dangas Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Sekupang Batam.
Perwakilan PT. BPA Rudi Susanto menyampaikan pihaknya memiliki sebidang tanah sesuai penetapan lokasi dari BP Batam yang letak lokasi berada di pesisir pantai Dangas yang akan dibangun Kawasan pariwisata terpadu dan pemanfaatan ruang laut meliputi 3(tiga) Zona yakni 1. Pembangunan Zona Darat, 2. Pembangunan Pesisir Pantai dan 3. Pemanfaatan ruang laut.
Menyadari keberadaan masyarakat sekitar dan Nelayan Tradisional PT. BPA melakukan sosialisasi menampung masukan dan aspirasi yang menguntungkan kedua belah pihak, atas pembangunan kawasan pariwisata terpadu ke depan.
" Saya diberi kuasa oleh PT. BPA untuk mensosialisasi rencana pembangunan kawasan pariwisata terpadu ingin menampung usulan Bapak/Ibu tentunya"
Sekretaris KNTI Kecamatan Sekupang Batam, Supargo mengatakan apresiasi atas kedatangan pihak PT.BPA melakukan sosialisasi bersama Nelayan Tradisional dan tokoh masyarakat sekitar.
Hal ini dikarenakan selama tiga tahun ini kawasan daratan Dangas yang berbukit semakin dilirik beberapa investor untuk melakukan pemotongan bukit dan penimbunan bakau yang merugikan nelayan tradisional tanpa melakukan sosialisasi.
" Kami dari KNTI terpaksa melakukan aksi demo dan menyurati instansi terkait" Ucapnya.
Dikatakanya area pantai Dangas memiliki hamparan hutan bakau yang lebat dan membentuk sungai- sungai kecil sehingga binatang laut berlimpah.
Namun kegiatan pembangunan di area perbukitan Dangas membuat nelayan tradisional susah menangkap ikan karena tercemar oleh kegiatan penimbunan bakau oleh beberapa perusahaan tanpa melakukan sosialisasi kepada nelayan.
" Kami apresiasi kepada pihak PT. BPA walau lahan daratan tidak lagi memiliki hutan bakau namun untuk pemanfaatan ruang laut melakukan sosialisasi kepada Nelayan Tradisional" ujar Supargo.
Selanjutnya Supargo meminta untuk Zona 3 pemanfaatan ruang laut agar menjadi perhatian bersama karena dilokasi tersebut banyak terhampar rumpon laut sebagai tempat ikan bermain dan beranak- Pinak.
" untuk Lokasi Zona 3 sebaiknya dipending aja dulu karena area tersebut salah satu "sawah" kami" Sebut Supargo.
Usulan tersebut disepakati oleh semua yang hadir dalam rapat.
Supargo menjelaskan kondisi area timur perairan Dangas dengan hutan bakau yang lebat kini tercemar limbah penimbunan bakau, sehingga banyak nelayan yang menjerit dan menangis oleh ulah pengembang tanpa memperdulikan hidup nelayan.
"Berbagai nelayan Tradisional dari Belakang Padang, Pulau Seraya, Tanjung Uma, Patam Lestari menangkap ikan disini, kadang cukup mendayung Kapal sampan menyelusuri sungai - sungai di tumbuhi hutan bakau lebat dengan alur sungai 3 Mill kedalam, namun kini air sudah berubah bewarna merah sehingga berbagai jenis Ikan, Udang, Ketam susah ditangkap" Keluhnya.
Tampak hadir dalam rapat sosialisasi antara lain Perwakilan PT. BPA, Rudi Susanto, wakil ketua 1 KNTI Kota Batam, Amrullah Mursalim, Ketua KNTI Kec Sekupang Bambang Lestari, Ketua LPM Kelurahan Tanjung Pinggir, Ketua RW.05 Dangas, Tokoh Masyarakat serta Nelayan Tradisional Tempatan. ** Red
Posting Komentar