MARITIMRAYA.Com - Batam. Aliansi ALARM INDONESIA menyorot aktivitas malam kapal bongkar muat barang atau disebutnya expedisi hantu. Kali ini, ceritanya tentang jalur perairan Telaga Punggur - Tg Uban serta pulau- pulau sekitarnya dengan modus kapal muat sembako diduga berisi barang - barang selundupan.
" Modusnya, bawa sayur mayur dari Tanjung Pinang. Bongkar di dua titik di punggur. Pelabuhan Jo dan Pelabuhan R lama. Baliknya, bawa barang bagus yang di susun rapi di dalam palka. Kemudian, di tutup dengan keranjang - keranjang sayur dan ikan. Jadi tidak terlihat. " Ucap Arifin.
Menurut Sekjen Alarm sesuai aturan semua kapal- kapal kayu memuat barang wajib memiliki nomor lambung dan mengikuti persyaratan administrasi dalam setiap keberangkatan kapal.
Sebagai contoh, KM. AJ dengan tekong Mr. Bo. Pemilik kapal terdaftar dengan nama Ibrahim. Kapal ini terdaftar dengan ijin sebagai Kapal pengangkut ikan segar dengan pelabuhan pangkalan Pulau Sambu. Anehnya setiap membongkar ikan dilakukan di punggur, dan tanpa pengawasan dari Syahbandar Perikanan KKP.
" Cuma saat kembali ke Tanjung Pinang, bawa barang - barang hantu alias under manivest. Jumlahnya tidak main - main. Satu kapal bisa muat dua lori Fuso ukuran besar. Setidaknya ada 5 ( lima) unit kapal sayur cap barsek ( barang seken) yang rutin beroperasi setiap hari. Bisa dibayangkan, berapa puluh juta kerugian negara setiap hari dari aktifitas ini. " sentil Arifin.
Barang yang biasa di bawa elektronik, keramik, sepeda, kulkas, springbed, drum, cat, dan banyak lainnya. Tidak menutup kemungkinan memuat barang berbahaya karena minimnya pengawasan.
" Sekali loading untuk ke Tanjung Pinang kami perkirakan tidak kurang dari 20 ton persatu kapal. Ukuran 1 Fuso dan 1 Canter digabung. Itu saja setelah loading palka masih terlihat longgar. Toke besar untuk 5 kapal ini berada di Tanjung Pinang, inisial AC. Tekong berinisial Bo, Ma, Buy, dan dua lainnya. Pernah kejadian beberapa waktu lalu sepeda lipat dengan harga jutaan perunitnya tertangkap saat operasi. " demikian Sekjen Alarm ini merinci.
Menutup pembicaraan Arifin meminta agar Bea Cukai meningkatkan pengawasan dan koordinasi antara BC wilayah 01 dan 02, dan pengawasan perikanan. " Apapun ceritanya, kapal sayur/ ikan cap barsek ini marak bongkar di sekitaran perairan dompak. Alarm menjalankan fungsi kontrol sosial. Kami dengan hormat meminta agar APH terkait dengan masalah ini bertindak. Negara saat ini sedang banyak utang, potensi pendapatan perlu di tingkatkan. Jika tidak tertangani juga kami akan surati Kementrian terkait untuk turun ke Batam", Tutup Arifin **
Posting Komentar