MARITIMRAYA.Com - Batam, Dewan Pimpinan Daerah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia ( DPD - KNTI) Kota Batam, Amrah Fahnani menyatakan siap berkoalisi bersama ALARM ( Aliansi Rakyat Menggugat) Kota Batam untuk menegakan aturan penangkapan ikan terukur
Menurut Amrrah, gebrakan ALARM membesut klausul pemerataan ekonomi terutama bagi nelayan tradisional sangat relevan dengan visi misi KNTI.
" Isu ini perlu dikawal mengingat Pelabuhan Pangkalan yang ditunjuk adalah Pelabuhan Perikanan swasta sementara kebijakan pemerintah dengan salah satu isi program pemerataan ekonomi. Ini menarik, tetapi harus didudukkan. Maka kami setuju dengan pernyataan ALARM, jangan sampai kebijakan penunjukan Pelabuhan Pangkalan jadi subsidi untuk pengusaha. Pengusaha tak butuh subsidi. Nelayan tradisional, butuh! " tegas Amrah.
Amrah berharap sebelum kapal - kapal perikanan datang, pihak pengusaha pemilik Pelabuhan harusnya sudah duduk bersama KNTI, ALARM dan stakeholder lainnya untuk melakukan harmonisasi.
" Termasuk Syahbandar perikanan, ketika barang ini diusung ke permukaan harusnya tampil, bukan bersembunyi. Tugasnya di Kepri ini, harus muncul sebelum kita datangi. Banyak kapal ijin pusat di Kepri ini, tapi stock ikan jumlahnya berapa tidak ketahuan. Ratusan di Batam dan Tanjung Balai Karimun, ikannya mana? Bahkan kami mensinyalir, ada SIPI yang di kloning. Menangkap ikan di perairan Indonesia pakai bendera merah putih, bergerak melewati perbatasan kemudian ganti bendera. Ini harus diaudit tuntas! " Ujar Amrah
Sekjen ALARM Arifin menginformasikan bahwa saat ini ada 3 (Tiga) Pangkalan pelabuhan perikanan (PPP) yang ditunjuk di Perairan Provinsi Kepri, yakni PPP Barelang sekitar 70 kapal ikan. PPP Telaga Punggur Batam dengan sekitar 120 Kapal Ikan dan PPP di Natuna sekitar 200 kapal ikan,.
Dengan ditunjuknya tiga Pelabuhan pangkalan perikanan tersebut kita berharap perikanan tangkap di Kepri terukur dan siap berkompetitor
" Dalam identifikasi kami,ada " Tengkulak" Ikan di Kepri ini yang tidak siap berkompetitor Ya seperti kata ketua DPD KNTI Kota Batam, kapal ikan banyak di Kepri tapi ikan laut langka dan mahal di pasaran. " demikian Sekjen ALARM mengakhiri komentarnya.
Menutup pembicaraan, Amrah menegaskan bahwa harmonisasi nelayan tradisional dengan kapal ikan moderen harus terjalin dengan baik
" Kita di Nelayan tradisional Batam mau maju dengan menjadikan kapal multi fungsi, seperti Kapal nelayan dijadikan boat service atau kapal penyangga, bisa kami optimalkan. Kami juga berharap ada transfer tehnologi, biar ke depan Nelayan Tradisional bisa naik status ke Nelayan industri. Untuk itu kami berkoalisi bersama ALARM, bergerak bersama agar tujuan ini tercapai. Terima kasih. " tegas Amrah menutup pembicaraan.**Tim
Posting Komentar