MARITIMRAYA.com - Batam, Puluhan nelayan yang tergabung di Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia ( KNTI) di kecamatan Belakang Padang Batam mengaku belum pernah membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dianggarkan pemerintah untuk nelayan.
Hal ini diketahui dari quustioner angket program DPP KNTI yang dilaksanakan oleh petugas DPD kota Batam pada selasa (12/4/2021) di Belakang Padang.
Sebanyak 29 pertanyaan itu antara lain meliputi : penghasilan tangkapan ikan, kebutuhan minyak saat melaut, Jenjang pendidikan di Keluarga, serta pengurusan dokumen kapal nelayan dll.
Ketua KNTI kecamatan Belakang Padang Batam Aleng yang diwakili Bendahara, Taufik menyampaikan selama ini mau melaut beli BBM secara eceran dengan harga Rp. 8000/liter .
" Disini belum ada penjual BBM bersubsidi, kami berharap pemerintah daerah dapat merealisasikannya" Ucapnya.
Dikatakanya Belakang Padang yang digelar sebutan pulau penawar rindu dahulu masyarakatnya dominan profesi sebagai nelayan, namun kini dikarenakan tangkapan ikan Semangkin sulit hingga jauh ke tengah laut dan tidak sesuai dengan biaya operasional sehingga nelayan asli agak berkurang." Sekarang banyak nelayan sampingan dan nelayan musiman' Sebutnya.
Selain itu Taufik berharap kepada pemerintah memberi bantuan kapal ikan ukuran 7 GT hingga 15 GT sebagai kapal pengumpul ikan dari nelayan Belakang Padang usai melaut.
" Kapal ikan milik nelayan di Belakang Padang ukurannya kecil- kecil, ini perlu di remajakan" harapnya
Secara terpisah ketua koordinator quustioner Herry I yang juga menjabat sekretaris DPD KNTI Kota Batam menyampaikan sesuai arahan ketua DPD KNTI Kota Batam, pihaknya menugaskan 10 petugas surveyor untuk mendata nelayan tradisional di 12 kecamatan di kota Batam, " ada sekitar 500 nelayan tradisional kota Batam yang kita data dan selanjutnya kita buat laporan ke DPP KNTI " Sebutnya.
Dikatakanya Kota Batam secara geografis merupakan daerah kepulauan dengan jumlah lebih dari 200 pulau dimana kawasan pesisir sebagai tempat tinggal masyarakat nelayan.
Untuk itu petugas survey menggunakan kapal sebagai transportasi laut menemui nelayan tradisional dan nelayan kecil, " Program yang di canang DPP KNTI Pusat ini berjalan lancar di Batam, umumnya nelayan sangat merespon positif dan antusias mengisi data oleh petugas" Tutupnya.** Red
Posting Komentar