maritimraya.com - Batam, Insiden tenggelam kapal keruk King Richard X berbendera indonesia di area angker (Parkir) perairan Batu Ampar Batam pada Minggu malam (13/12 ) menambah daftar kapal yang hanyut di dasar laut di area labuh.
Sebelumnya sekitar enam bulan lalu, tepatnya (24/6) kapal tagbout Multi Sahabat 8 tenggelam di perairan Batu Ampar hingga kini bangkai kapal tersebut belum berhasil ditemukan.
Pihak Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) khusus Batam sebagai penyelenggara pelabuhan menggelar konfrence pers pada Kamis (17/12) di halaman depan kantor KSOP, dan dihadiri pemilik kapal King Richard X, Hendrik, Agus, Agen Pelayaran, Osman Hasyim, guna menyampaikan kronologis tenggelamnya kapal berbobot GT.8779.
Kepala KSOP khusus Batam Drs. Herwanto, MM kepada sejumlah awak media mengatakan kapal King Richard X tenggelam sedang angker dari tanggal 9 Maret 2018.
" kapal angker dari tanggal 9 Maret 2018 hingga terjadi insiden tenggelam tanggal 13 Desember 2020 tentu akan kita lakukan penyelidikan"
Diketahui Kapal mengalami kebocoran dibahagian tangki minyak Minggu sore (13/12) oleh empat orang kru kapal, Selanjutnya kru kapal menghubungi pemilik kapal dan berupaya mengatasi kebocoran kapal namun pukul 23. 30 kapal mulai tenggelam " 4 orang kru dievakuasi KRI Belado dan dibawa KNP 376 untuk dimintai keterangan" ujar Herwanto didampingi jajaranya.
PT. Global Marine sebuah perusahaan Salvage (Perusahaan Bawah Air) melakukan pencaharian posisi kapal dan melihat kebocoran kapal, " Dari pemeriksaan Salvage masih ditemukan kebocoran tangki kapal dan dilakukan penambalan"
Dikatakanya Tim Reaksi Cepat Dirjen Hubla (KSOP dan PLP Tanjung Uban) dibantu KRI AL melakukan langkah keselamatan pelayaran dan antisipasi penyebaran limbah dengan menggelar oil bom,membawa drum plastik kosong penampung limbah, serta pemasangan bouy penanda,
" dengan mengerahkan kapal KNP Trisula, Jombio,Sarotama, Kalimasada melakukan Evakuasi, keamanan dan keselamatan pelayaran " Terangnya.
Hendrik selaku perwakilan pemilik kapal King Richard X mengatakan mengetahui terjadi kebocoran kapal dari inpormasi kru kapal, " mendengar terjadi kebocoran kapal, Kami menghubungi pihak agen pelayaran dan instansi terkait" katanya.
Dikatakanya kapal keruk merupakan kapal bekas (Hyundai) Korea yang rencana mau beroperasi, namun di parkir untuk menunggu jadwal kapal naik dok di Galangan." Rencana kapal akan di Dok dan dimodifikasi" Sebutnya.
Secara terpisah salah satu Nelayan Tradisional Aleng mengatakan tumpahan limbah minyak telah mencemari UNJA (Terumbu karang buatan) yang dibuat secara berkelompok bantuan dana pemko Batam, " UNJA dibuat mulai puluhan tahun lalu dan sudah jadi batu karang, akibat tumpahan minyak ada sekitar delapan titik UNJA jadi rusak dan tercemar.
Selain itu lokasi terumbu karang buatan tersebut merupakan wilayah tempat ikan bermain dan beranak pinak seperti, ikan Kerapu, Karang, Selar, Selikur, Tamban, " limbah minyak menempel di unja tentu ikan pergi menjauh, nelayan merugi" Keluhnya.
Posting Komentar