maritimraya.com - Batam, Pemerintah kota Batam bersama Indonesian Maritime Pilot's Association (INAMPA) menggelar acara Fokus Group Discussiin (FGD) kemaritiman pada Kamis (19/11) di Hotel Golden Bay Bengkong Laut.
Acara bertema "Peluang tantangan dan sinergi untuk majukan bisnis maritim Kepri, khususnya Batam dan sekitarnya, ini dibuka secara resmi oleh Pjs Walikota Batam Syamsul Bahrum.
Dengan menghadirkan Enam orang narasumber yang sangat kompeten di bidang maritim yaitu, Ka Bakamla Zona maritim barat, Laksamana Pertama TNI Hadi Pranoto, Komandan Guskamla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan ST, KSOP khusus Batam yang diwakili Kabid Kepelabuhan Rudi Abdisena, KPU Bea Cukai Batam diwakili Akbar Afianto, Direktur PT. Badan Usaha Pelabuhan Kepri, Capt. Darmansyah, serta rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah). Agung Dhamar Syakti.
Syamsul Bahrum dalam sambutanya menyampaikan peluang bisnis maritim Batam selama ini diketahui sangat potensial untuk mendongkrak ekonomi, hal itu dikarenakan ramainya aktifitas lalu lalang kapal yang cukup padat di perairan selat Malaka, namun aktifitas labuh, tambat kapal asing tersebut didominasi perairan Singapura dan Malaysia.
ia mengingatkan pengembangkan bisnis maritim tetap menjaga kesetaraan antara pembangunan ekonomi dengan kekuatan pertahanan dan keamanan maritim.
"Saya mengharapkan FGD ini akan membuat tim yang memuat secara konferhensip semua kebijakan di bidang maritim meliputi, analisis, potensi, aturan, kekuatan, kelemahan, tantangan serta peluang untuk memajukan bisnis maritim" Harapnya.
President INAMPA Pasoroan Herman Harianja kepada awak media menyampaikan kegiatan FGD bersama Pemko Batam terselenggara sesuai semangat bersama untuk membangun daya saing kemaritiman.
Dikatakanya Inampa ridak hanya sebagai wadah resmi perwira pandu maritim Indonesia, namun organisasi profesi ini juga berperan sebagai salah satunya penasehat kemaritiman.
sebagai negara maritim kita harus mampu mengelolah bisnis maritim yang lebih terintegrasi dan berkolaborasi.
"Kolaborasi bersama stakeholders dalam layanan pemberi jasa kemaritiman membuat Semangkin efektip dan cepat karena operasional kapal niaga mengacu ketepatan waktu" ujarnya.
Tak kurang 170 unit per hari kapal asing lalu lalang di perairan selat Malaka, ironisnya market ini belum kita garap secara optimal.
" Kapal niaga asing tersebut banyak singgah di perairan Singapura dan Malaysia. Untuk melakukan bongkar muat barang" Sebutnya.
Untuk itu Batam sebagai miniatur kemaritiman Indonesia harus memiliki daya saing yang tinggi, dengan kemampuan Infrastruktur, suprastruktur, SDM, Inovasi, kreatifitas dan networking.
"Kalau ini bisa kita lakukan pasti kita punya daya saing lebih baik, dan harus kompak jangan ada ego sektoral" Pungkasnya.
*Redaksi
Posting Komentar