MARITIMRAYA.com - Batam, Peristiwa kapal niaga kandas diperairan batu berenti kecamatan Belakang Padang kota Batam hampir terjadi setiap tahun, tentu hal ini menjadi sorotan negatip bagi dunia pelayaran internasional.
Seperti pada pertengahan bulan mei tepatnya pada Senin (11/5) yang lalu dua unit kapal niaga di hari yang sama yakni, kapal kargo MV. Samudra Sakti 1 berbendera indonesia dan kapal kargo MV Shahraz berbendera Iran kandas menabrak batu karang diperairan batu berenti kepulauan Batam.
Beruntung MV Samudra Sakti1 tidak mengalami kebocoran sehingga saat air pasang kapal dapat bergerak kembali, namun naas bagi kapal asing MV Shahraz yang memuat full ratusan kontainer, terlihat lambung sebelah kanan robek dan kondisi kapal melengkung seperti patah tengah.
MV. Shahraz yang sebelumnya berangkat dari Malaysia tujuan India, hingga kini tengah proses evakuasi kontainer ship to ship (STS) diperairan Batu Berenti , menurut Nara sumber kepada awak media mengatakan muatan kontainer dipindahkan ke kapal kargo lain, proses STS menggunakan crane kapal tongkang dan selanjutnya disusun diatas kapal kargo, " muatan yang sudah memenuhi kapasitas kapal kargo diberangkatkan negara tujuan yakni India" ujarnya.
Sementara kru kapal asing bendera Iran itu sebanyak 26 orang mereka semua berkebangsaan Pakistan sekarang berada di Rudenim imigrasi Kab Tanjung Balai Karimun" Sebutnya
Evakuasi Kapal asing Charaz yang kandas diperairan pulau berenti kecamatan Belakang Padang kota Batam terkesan tidak transparan, lambat serta memakan biaya tinggi, aneh bin ajaib perairan batu berenti secara geograpis masuk wilayah kerja Batam, namun sekarang berada di wilayah kerja Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kabuapten Tanjung Balai Karimun, yang mana sebelumnya berada wilayah kerja KSOP kelas III pulau sambu Batam.
Kepala Syahbandar Otoritas Pelabuhan kelas 1 Tanjung Balai Karimun Capt. Barlet S, selaku regulator yang berwenang menangani keamanan dan keselamatan pelayaran saat dihubungi awak media tidak menggubris pada Jumat (29/5) dan kirim pesan via whatsapp tidak mau membalas.
Perairan batu berenti merupakan jalur lalu lintas kapal terpadat NO : 2 di dunia dan ditetapkan sebagai kawasan pandu luar biasa, kawasan yang rawan kecelakaan ini mendapat perhatian khususnya dari pemerintah Jepang akan keselamatan pelayaran kapal negara matahari terbit, sehingga pihaknya menghibahkan peralatan canggih Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Batam dan di pulau takong hiu kecil sekitar tahun 2013
Ditengarai proses evakuasi STS memakan biaya sekitar Rp 50 M, namun hingga kini instansi berwenang belum memberi keterangan terkait perusahaan keagenan kapal dan perusahaan bongkar muat kapal serta perusahaan kerja bawah air (salvage) yang mengerjakan evakuasi kapal asing tersebut.**Tim
"
Posting Komentar